Dunia yang Serba Semu, 'tipuan'
Realitas bukanlah dunia yang sesungguhnya. Dunia sesungguhnya adalah ’’dunia ide’’, begitulah Tuan Plato yang lahir sekitar 427 tahun sebelum Masehi memikirkan tentang dunia. Sejumput kulit daun menyajikan informasi ’’dunia ide’’ tentang keseluruhan mengenai pohon ini secara lengkap. Rekayasa genetika berusaha menguraikan secara cerdas mengenai keberadaan pohon besar dalam sepotong sel mahluk hidup yang memiliki sejumlah informasi lengkap tentang pohon besar itu. Sperma mengandung sejumlah informasi tentang manusia dan kombinasinya dengan sebuah sel telur juga mewujudkan realitas fisik dari kombinasi keduanya. Sepotong barcode yang disinari memberikan informasi yang mengidentifikasi tentang produknya. Sepotong barcode yang robek membelah tapi masih bisa dibaca scanner, juga tetap memiliki sejumlah informasi yang sama dengan barcode yang utuh. Realitas pada informasi keseluruhan ditampakkan pada setiap bagian dari perkara besarnya. Seperti jagat cilik, seperti itulah jagat rayanya. Michael Talbot, dalam tulisannya menjelaskan ’universes as a hologram’. Sifat holografis ini menjelaskan bahwa pada sebuah hologram, dalam penampakan bagian dari hologram, juga memberikan informasi keseluruhan dari gambar hologram itu sendiri. Jadi gambar hologram bunga mawar, ketika dibelah, maka belahannya juga memberikan gambar hologram utuh lagi, tapi lebih kecil. Realitas sejati adalah superhologram. Barangkali, mirip yang dipikirkan oleh Plato Begitu juga yang diyakini oleh Karl Pibram yang bekerja secara independen di bidang penelitian otak, pakar neurofisiologi Universitas stanford, ini juga menerima sifat holografik dari realitas. Pribram tertarik kepada model holografik oleh teka-teki bagaimana dan di mana ingatan tersimpan di dalam otak. Selama puluhan tahun berbagai penelitian menunjukkan bahwa ingatan tersebar di seluruh bagian otak, bukan tersimpan dalam suatu lokasi tertentu. Masalahnya, saat itu tidak seorang pun dapat menjelaskan mekanisme penyimpanan ingatan yang bersifat “semua di dalam setiap bagian”.
1960, Pribram membaca konsep holografi dan menyadari bahwa ia telah menemukan penjelasannya. Pribram yakin bahwa ingatan terekam bukan di dalam neuron-neuron (sel-sel otak), melainkan di dalam pola-pola impuls saraf yang merambah seluruh otak, seperti pola-pola interferensi sinar laser yang merambah seluruh wilayah pelat film yang mengandung suatu gambar holografik. Dengan kata lain, Pribram yakin bahwa otak itu sendiri merupakan sebuah hologram. Dalam dunia sufi terjelaskan jalin menjalin, tiada permulaan yang terjelaskan, tiada akhir pula yang teruraikan…….
7:53 PM
Subscribe to:
Posts (Atom)